Langsung ke konten utama
KAPAL UMSINI EMPAT OLEH: SOSYATI RUTAS ATAUPAH Masih membekas dan terus terpatri hingga saat ini. Mengingat pertama kali aku bisa naik kapal laut ,selama ini kami hanya mendengar cerita saja mengenai kapal laut tapi kali ini aku bisa nik kapal walau itu bukan kapal pesiar dan hanya sebuah kpal barang, tapi aku bisa bicara langsung dan menanyakan tugas dari semua petugas kapal ini , seperti Nahkoda Kapal sebagai penanggung jawab atau pimpinan pelayaran,Mualim1,bertugas untuk mengatur muatan,persediaan air tawar dan pengatur nafigator ( nafigator adalah orang yang bertugas memberitahukan posisi kapal setiap saat),mualim 2 bertugas untuk membuat jalur atau peta pelayaran ,mualim 3 bertugas mengatur dan memelihara semua alat keselamatan kapal dan petugas,Markonis adalah operator radio serta bertanggung jawab menjaga keselamatan kapal dari bahaya baik yang timbul dari alam seprti badai dan kapal tenggelam kemudian kepala kerja bawahan ( Abk),,able atau juru mudi, Selasi,jurupompa,juru masak dan pelayan,papa mengajAk kami melihat isi kapal. Perjalanan seminggu dilaut tak membuat kami bosan walau sesekali kami akan tertidur karena ombak yang sangat besar,mabuk,muntah dan basah oleh percikan air laut dan hujan waktu itu kami hanya tidur di dek kapal yang dekat dengan mesin rasanya panas ,bau dan bising,kami akan basah bila hujan turun, bila siang hari kami kepanasan karena tidak ada tutup, kapal barang yang kami tumpangi sangat kecil para anggota kapal saja sudah banyak di tambah kami sekeluarga,Puji Tuhan kami tiba Surabaya dengan selamat. Setelah di Surabaya papa mengajak kami ke rumah kerabat papa di daerah tanjung pinang sebelum kami melanjutkan perjalanan ke kota Bandung dengan menggunakan kereta api.kali ini bukan saja lagu naik kereta api tut..tut,..tut.. siapa hendak turut Bandung –Surabay naik dengan percuman...... walau dalam lagu dikatakan naik pecuma tapi kali ini papaku bayar. Ternyata kapal laut masih lebih,luas dibanding naik kereta api,,pasalnya keretanya penuh sesak,kami gak bisa duduk dengan baik bahkan kami tidur dalam kolong kursi begitu banyak orang sampai kami gak bisa bergerak kami bertahan sesak-sesakan asal tiba dengan selamat. Setelah bersesak-sesakan dengan penumpang dan pedagang asongan akhirnya kami tiba dengan selamat di Bandung,ternyata belum juga sampai tempat tujuan dari bandung kami harus naik angkot lagi menuju kota lembang rrasanya sudah tidak sanggup lagi untuk duduk bahkan berjalan. Tiba di parompong dengan selamat kami menginap rumah salah satu Guru single biasa kami panggil uncle Lasarus,yang kebetulan beliau juga adalah orang satu daratan beda pulau,sebelum kami mendapat tempat tinggal tetap,pertukaran cuaca dari panasa ke dingin membuat kami meringkuk entah itu duduk ataupun tidur,rasanya seperti dikutup utara bicara saja bisa ada asap kan untuk menghangatkan tubuh papa sengaja mengajak kami untuk bersuara dengan alasan ada asap bisa keluar dati mulut. Kami membutuhkan beberapa hari untuk menstabilkan kondisi tubuh yang masih terasa goyang seperti dalam kapal. sambil papa mencari tempat tinggal buat kami.Hari ini kami pindah dari rumah uncle ke rumah kontrakan yang cukup jauh dari sekolah tapi tidak masalah karena kami sudah punya rumah sendiri walau masih ngontrak. Hari pertama sekolah dengan seragam lusuh tanpa jaket yang bisa menghangatkan tubuh,sepatuku juga sudah bolong diujung jempol kanan dan juga sempit,aku gak punya pilihan gak juga marah,karena memang hanya itu yang aku punya dan aku tau orang tuaku tak mampu membelikan yang baru jadi aku tetap memakai sepatu sobekku ini. Minggu pertama masuk sekolah aku masih malu ,masih takut belum bisa berkomunikasi dengan bahasa setempat,aku merasa tertekan apalagi ditambah dengan bahasa ingris aku stres berat dan jujur aku gak bisa mengikuti pelajaran dengan baik,wali kelas ku ibu Sihotang bilang sama aku begini Neni...... karena neni gak bisa ikutin pelajaran neni harus turun kelas.....aku semakin stress menangis dalam hati,,hari berikutnyapun ibu Sihotang masih bilang mulai hari ini kamu ikutuin pelajaran kelas dua,,kebetulan dalam satu ruangan ada dua kelas kelas 2 dan kelas empat.aku takut mengecewakan papa dan mama jadi aku simpan sendiri. Hari ini seperti biasa berangkat sekolah dengan jalan kaki,kurang lebih 3km,ini kami lakukan setiap harikarena kami tidak punya cukup uang untuk biaya transportasi.Di kampung dulu kami sudah terbiasa dengan jalan kaki berpuluh puluh kilo meter jauhnya jadi ini bukan masalah yang serius di tambah suasana yang sejuk membuat ku bersemangat untuk jalan, walau kakiku sakit karena sepatu sempiyang semakin rrobek di ujung jempol kanan.Tak ada rasa malu walau teman-temanku memakai sepatu bagus,,,aku hanya berdoa semoga papa bisa punya uang untuk membelikan sepatu. Pagi ini hujan cukup lebat mama mengambil kantong plastik hitam dan memasukan bukuku dalam kantong pelastik agar tidak basah diguyur hujan,kami tinggal dikota besar tapi masih dengan tas kantong plastik seperti di kampung dulu. Tanpa mengeluh,masih dengan kejar-kejaran ( itu ide mama).Mama dan papa mengotong springbed,,(aneh dilihat orang )mama dan papa harus bolak –balik 3 kali karena kasurnya 3,malam ini mulai bagi kamar,abang berdua, aku kakak dan 2 adiku satu kamar,Mama dan Papa di ruang belakang ruang tamu di sekat dengan Kain horden bekas.1 selimut untuk berdua,itu aja masih lebar bisa berenam) Pagi mama harus bangun masak,menyiapkan baju,buku bekal makan untuk 8 orang.mencuci baju,cuci piring,sapu dan pel rumah,mama selesaikan sendiri ( karena anak masih kecil-kecil ) pekerjaan selesai tepat jam 5:30wib,anak-anak di laap dengan air hangat ( jarang mandi karena dingin nya naujubileh ) start jalan kaki,karena mama gak boleh telat itu peraturan dari majikan ,kalau telat berhenti. Rutinitas ini di lakukan setiap hari kecuali hari sabat ( sabtu) mama orangnya supel,ringan tangan,siap membantu.mama mulai aktif juga di gereja,sekarang kami sudah memiliki sweater/ baju hangat walau bekas masih layak pakai. Abang Martibel dan Nepri juga sudah kerja sebagai jenitor sekolah ( cleaning service)uang sekolah mereka free karena kerja,kakak Nusyati,tugasnya menjaga aku dan ke-2 adik ku,kakak nusyati mulai belajar,mengganti posisi mama,tapi tidak di ijinkan masak,setiap pulang sekolah kami mampirr ke warung ma Roji untuk belih sayur matang,itu menu kami setiap hari ( tahu kentang tempe di santan masak kuning enak rasanya ) Rp 200,00 untuk lauk Rp 25,00 untuk kerupuk pedas ( pertama kali belajar makan nasi dan kerupuk karena sudah jadi orang jawa ) Cuaca dingin memicu Elergi ku sering kambuh karena cuaca dingin,obatnya hanya steem air panas di campur minyak tawon ) walau harus steem setiap malam itu gak membua aku untuk mengeluh,itu hanya masalah kecil,,beda dengan kakak,hari ini demam suara rintihannya sama dengan bunyi orng lagi goreng jangung pleuk,,,pletek,,,pletok......,semua yang ada diumah gak bisa tenang duduk dengar rintihan kakak( bukan karena manja tapi kakak gak kut nahan sakit).Tetap halus bangun intuk sekolah dan biar bis etap sekolah. Tiga bulan telah terlewati,sekarang Aku sudah bisa pulang sendii kerumah tanpa harus menunggu mama dan papa,walau masih sama jalan kaki,tapi so far ada kemajuan,wlau sebenarnya kita takut pulang cuman karena ada pos kaveleri yang letaknya pas di pertengahan jalan antara rumah dan kampus,dan kebetulan disana ada om kami ( om dari papua yang kami anggap sebagai om kami,dan dia selalu ada di depan kaveleri saat kami pulang.itu yang membuat kami comfort gak takut diculik,hanya itu yang ditakukan orang tua kalu kami di culik. Kami juga sudah akrab dengan tetangga, ada mak rodji,dengan beberapa cucunya,ada Jojon,Iwan,Yani,tetangga sebelah kiri ada Oboi sibau tikotok,teh Tetty,itu tetangga dan terman pertama setelah 3 bulan, Ada cerita lucu tapi unik saat itu teman-teman baru kami gak bisa berbahasa indonesi sedangkan kami belum bisa dialek sunda,( bahasa indonesia ala pulau jawa), kami tetap bermain bersama,tertawa kadang bertengkar dengan bahasa masing,masing,tapi tujuan dan maksudnya sama,setiap pulang sekolah gak pengen lama-lama di unai ( sebutan buat penghuni di kampus) pengen pulang kerumah main bersama teman-teman baru dikampung ( sebutan buat yang diluat kampus),kali ini kami beli mainan bongkar pasang atau disebut BP ( bongkar pasng).kalu cara panggilpun beda,,kalau kamisuara langsung kenjang “,jojon,,,,,,,,,” “,kalau sunda jo,,,jo,,,n” klu orang kupang bilang “ mari main,,,” kalau teman sunda bilang main,,,,,,,,yuk,,,,”jadi ada Ada perubahan-perubahan yang terjadi sejak kami berada di pulau jawa biasa kencang mangil sekarang lembut dan berintonasi,jo,,,jo,,,,n,,,,main,,,,,yuk,,,”bahasa kupang mulai lunttu satu-satu,yang tadinya “ beta sonde mau” berubah jadi “ aku gak mau,,,”” beta punya jadinya ‘ punya aku”,,,,cukup satu minggu bukan hanya logat jawa sa orang kupang bilang tapi sudah berbahasa sunda dengan fasih walau masih yang kasar,,,kata yang pertama kami hapal adalah “ naon sia ”( bahasa yang kasar sekali) Belajar bukan selamanya duduk dibalik meja dan dalam ruang kelas tapi belajar itu bisa dimana saja, hal yang paling menyenangkan adalah teman-teman kami yang tadinya tidak bisa berbahasa indonesia menjadi bisa berbahasa indonesia,kami yang tidak bisa berbahasa sunda jadi bisa berbahsa sunda.sekarang teman yang hanya berbahasaa sunda sekarang jadi fasih berbahasa indonesia,setelah teman-teman kami fasih berbahasa indonesia kini kami mulai belajar berbahasa inggris,di rumah mam Foster, dan dari kedua abangku yang sudah duduk di bangku Sekolah Menengah pertama. Terima kasih untuk pengalaman yang sudah mengajarkan aku tentang bagaimana,memotivasi teman untuk memberantas buta aksara,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terima kasih

 Terima kasih Bapak dan Ibu Guruku di KELAS WAG MENULIS BUKU INSPIRASI “Terpujilah engkau Ibu Bapak Guru namamu akan selalu hidup dalam sanubariku, Semua baktimu akan  kuukir didalam haiku, sebagai prasastri trima kasihku  untuk pengabdianmu, Engkau bagai pelita dalam kegelapan engkau  laksanan embun penyejuk dalam kehausan engkau patriot  pahlawan bangsa TANPA TANDA JASA” * * * Sebait lagu hymne guru yang selalu kita kenang pada kebaikan dan jasa seorang guru diatas, saya persembahkan kepada para guru saya di KELAS WAG MBI (Kelas WhasAap Group Menulis Buku), beliau adalah para narasumber hebat dan motivator dalam dunia menulis buku; Bunda Lilis, Bapak Sahat, Bapak Nengah, Bapak Thomas, Bapak Eko, Bapak Taufiq.  Senang, bahagia dan terharu menjadi bagian dari KELAS WAG MBI (Kelas WA-Group Menulis Buku Inspirasi) yang dipelopori oleh Ibu Guru Cantik, Guru Inspirasi NTT, Bunda Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH. Beliau guru desa Besmarak pada SMP Negeri 2 Nekamese, Kabupaten Kupang Nus

inilah aku Tuhan

It,s me Lord choose me Di tulisanku yang lalu aku pernah tulis tentang bagai mana Tuhan sudah menuntun Aku melewati semua persoalan hidup yang Aku hadapi....baik itu masalah suka,duka dan nestapa sekalipun (menurut ku) Kali ini Aku mau menulis tentang God way for me Setelah berjuang mengalahkan masalah dan selesai kuliah rasanya merdeka lepas dari penjara Masuki tahap kerja awal yang menyenangkan,saat tamat langsung terbang dari kota kembang ke kota metropolitan,,,,dengan harapan bisa langsung mendapatkan pekerjaan itu mimpi,kenapa aku bilang mimpi karena aku tamat jadi seorang perawat tapi gak ada bukti karena ijazah aku masih di sandera di kampus karena masih punya tunggakan kurang lebih 8 juta,,,,but you know before im leaved my kampus i say,,,,,🙏 Tuhan aku siap bekerja walau tanpa bayaran yang penting aku bisa makan dan menyambung hidup hanya itu yang ada di pikiran gak mimpi mau jadi orang sukses dan kaya (mungkin aku paling bodoh tak ber pikir jadi orang sukses dan kaya have no

didikan mama

 DIDIKAN MAMA MENJADIKAN AKU MANUSIA TANGGUH Panasnya matahari membakar kulitku yang gelap semakin pekat, dan kubiarkan rambut keritingku terurai tanpa disisir ketika menundukkan kepala minum air dari sungai kecil yang mengalir melewati sawah tempat aku berdiri, menghilangkan haus karena matahari bertenggger pas di ubun-ubun kepalaku.  Aku anak ke 4 dari 6 bersaudara Niku, Kefe, Nus, Rutas, Taku, dan Muti Nama yang penuh dengan arti tersendiri pemberian orang tua dengan harapan kelak menjadi orang sukses, kami keluarga sederhana  dan cukup, hidup rukun bahagia walau banyak anak, sesuai perjalanan waktu kami bertumbuh menjadi remaja. Kebutuhan kami sekeluarga meningkat, hidup pun terasa sulit penuh perjuangan.  Apalagi seperti kami yang masa anak -anak hidup di kota Kembang Bandung Jawa Barat. Saat itu Papa diharuskan untuk kuliah dari yayasan  tempat Papa bekerja mangambil gelar BAA nya. Setelah selesai Papa kuliah kami di boyong balik ke kampung, dan saat itu Papa dapat tempat tugas y